TUGAS KELOMPOK
OBSERVASI KELAS
Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah:
“Supervisi
Pendidikan”
Yang Diampu Oleh: Aguswan Kh. Umam, S.Ag, MA
Disusun Oleh Kelompok IV:
·
Bayu
Wijayanto 1282441
·
Mely
Puspita 1283771
·
Nurul
Alfiana 1284211
Kelas : G
Semester : IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI METRO (STAIN)
JURAI SIWO METRO
TAHUN PELAJARAN 2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Observas Kelas”.
Dalam penyusunannya,
penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, segenap
keluarga besar, dosen pengampu, dan sahabat-sahabat yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi
dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.
Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Metro, 23
Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... I
KATA PENGANTAR ........................................................................ II
DAFTAR ISI ........................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Observasi ...............................................................
B.
Tujuan Observasi Kelas ...........................................................
C.
Metode Observasi .....................................................................
D.
Pendekatan dalam Observasi ..................................................
E.
Peran dan Tanggung Jawab Observasi .................................
F.
Tahap-tahap Observasi ............................................................
G.
Instrumen Observasi ................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pendidikan dalam kehidupan ini
memiliki peran penting untuk kemajuan individu-individu baru yang dimana
nantinya akan membentuk manusia yang menjadi generasi penerus bangsa.
Pendidikan adalah lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita, tujuan,
sistem, isi, dan organisasi pendidikan yang terjadi dalam keluarga, masyarakat
dan sekolah Peningkatan mutu pendidikan merupakan pengaruh yang signifikan
dalam perkembangan aspek-aspek lain. Oleh sebab itulah pemerintah selalu
mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ini dengan segala
cara. Salah satunya dengan program penyetaraan guru-guru yang ada di indonesia.
Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi guru yang
didasarkan atas kesiapan guru itu sendiri agar dapat berperan dalam menjalankan
tugas secara optimal dan profesional
Peningkatan mutu pendidikan ini
merupakan tanggung jawab semua pihak. Salah satu pihak yang sangat berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan ini adalah guru. Guru sebagai salah satu
sumber belajar bagi siswa berkewajiban untuk menyediakan lingkungan belajar
yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Dikarenakan tuntutan
yang tinggi untuk menjadi seorang guru, maka sebelum terjun langsung menjadi
seorang guru nantinya, para calon gurupun diharapkan mempunyai bekal yang cukup
sehingga dapat menjadi seorang guru yang profesional dan dapat diandalkan.
BAB II
PEMBAHASAN
OBSERVASI KELAS
A.
Pengertian
Observasi
Obsevasi kelas merupakan salah satu teknik dalam
supervisi. Dengan teknik ini seseorang observer (dalam hal ini tenaga pengawas)
meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif
maupun kualitatif, yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan proses
belajar mengajar di kelas. Data obyektif yang diperoleh observer selanjutnya
dijadikan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan oleh guru dan pimpinan
sekolah dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Secara harfiah, obsevasi mengandung arti “see and notice” (lihat dan catat), atau
“watch carefully” (melihat,
memperhatikan secara seksama). Dari sini dapat dipahami bahwa kegiatan
observasi kelas lebih mengutamakan kerja mata dan kerja telinga dalam memahami
hal-hal yang muncul, tampak dan berkembang di kelas. [1]
Dengan demikian
kegiatan observasi kelas sangatlah penting dalam keseluruhan tugas
kepengawasan pendidikan. Pertama,
kelas merupakan pusat pembelajaran, dan oleh karenanya menjadi pusat perubahan.
Sebagai pusat pembelajaran, kelas merupakan ajang interaksi antara guru dan
siswa dalam suasana edukatif.
Kedua, catatan-catatan
penting yang dibuat oleh seseorang pengawas akan menjadi masukan berharga bagi
perbaikan kualitas kepengajaran dan perumusan kebijakan umum peningkatan hasil
belajar di suatu sekolah.
B.
Tujuan
Observasi Kelas
Obsevasi kelas dimaksudkan sebagai teknik atau cara
untuk memahami keadaan kelas dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap data fakta kuantitatif dan kualitatif, baik yang secara langsung ataupun
tidak langsung yang berhubungan dan mempengaruhi proses belajar mengajar.
Selain itu tujuan observasi juga untuk memperoleh
data yang seobyektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah
digunakan dalam menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam
usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
Bagi guru sendiri data yang dianalisa akan dapat
membantu untuk merubah cara-cara mengajar ke arah yang lebih baik dan bagi
murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan
belajar mereka.[2]
Secara khusus perlu ditekankan bahwa tujuan
observasi kelas bukan mencari-cari dan menilai kelemahan dan kesalahan guru,
melainkan menemukan masalah dan menentukan sejumlah solusi guna membantu pencapaian
tujuan atau hasil belajar secara lebih maksimal.
C.
Metode
Observasi Kelas
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
melakukan observasi. Metode-metode observasi tersebut tidak mencerminkan metode
yang satu lebih baik dari metode observasi lainnya. Metode observasi akan
sangat tergantung pada si peneliti, metode-metode observasi tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Observasi
Terbuka
Obsevasi
terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya
dengan mengambil kertas pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang
terjadi di kelas.
Yang
bertujuan untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga urutan-urutan
kejadian tercatat semuanya. Akan tetapi, pada prinsipnya pencatatan terbuka
disesuaikan dengan selera pengamat dengan catatan dilakukan sesuai dengan fakta
dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.[3]
b.
Observasi
Terfokus
Apabila
penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam
membangkitkan semangant belajar sisiwa dengan memberikan respon kepada
pertanyaan guru, maka sebaiknya dilakukan Penelitian tindakan kelas yang
memfokuskan kepada meningkatkan kualitas bertanya.[4]
c.
Observasi
Terstruktur
Observasi
terstruktur merupakan pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap
subjek atau objek penelitian di mana yang diamati itu sesuatu yang bersifat
tersrtuktur, dalam observasi terstruktur
ini, peneliti dan mitra peneliti terlebih dahulu menyetujui kriteria yang
diamati, selanjutnya observer tinggal menghitung saja berapa kali jawaban,
tindakan, atau sikap siswa yang sedang diteliti itu ditampilkan.[5]
d.
Observasi
Sistematik
Observasi
sistematik merupakan pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap
subjek atau objek penelitian di mana yang diamati itu sesuatu yang bersifat kuantitatif
dengan menggunakan skala-skala. Dengan menggunakan skala, para peneliti akan
mengambil pikiran-pikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, sedangkan
pegangan pokok dalam penelitian ini adalah observer akan melakukan suatu
pengamatan terhadap tindakan guru untuk mencoba sesuatu dalam pembelajarannya
dalam upaya meningkatkan kualitas yang sudah direncanakan dan dipikirkan
bersama.
Pengamatan
dengan menggunakan skala juga akan menekankan aspek penelitian kuantitatif yang
akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisis yang
mendalam.[6]
D.
Pendekatan
dalam Observasi
Dari pengalaman di lapangan, kita mengetahui banyak
pendekatan yang sering diterapkan oleh pengawas dalam melaksanakan observasi
kelas. Tidak jarang pengawas melakukan observasi dengan menekankan pendekatan
superioritas. Pendekatan ini dilakukan dengan berorientasi mencari kekurangan
dan kesalahan guru. Oleh karena itu, pendekatan ini bersifat formal, mekanis,
kaku, atau dilakukan secara mendadak dan cenderung tidak simpatik.
Mirip dengan pendekatan di atas adalah pendekatan
legal-formal. Dalam pendekatan ini seorang pengawas menampakkan diri sebagai
sosok formalis yang sangat mentaati hukum atau peraturan perundang-undangan.
Kecenderungan utama yang menonjol pada pendekatan ini adalah penerapan
ketentuan perundang-undangan secara kaku dan menutup kemungkinan interpretasi
kreatif sesuai tuntutan kondisi di lapangan tanpa mencoba memberikan alternativ
jalan keluar dari kesalahan dan kekurangan.
Selain dengan kedua pendekatan tersebut ada juga pendekatan yang mengedepankan
sifat-sifat demokratis. Pada pendekatan ini “atas-bawah” dihindari dan observer
lebih menempatkan dirinya sebagai sejawat yang membuka pintu dialog
selebar-lebarnya. Dengan demikian pendekatan demokratis mengutamakan sifat
konstruktif, tidak inspeksional mengutamakan observasi dalam rangka mengetahui
kebutuhan dan kesulitan guru serta murid sehingga observer dapat memberikan
bantuan berupa jalan keluar bagi perbaikan situasi pembelajaran.
E.
Peran
dan Tanggung Jawab Observer
Yang dimaksud dengan peran dan tanggung jawab
observer kelas adalah peran atau posisi
tertentu seorang observer yang pada saat bersamaan juga seorang pengawas
yang berimplikasi logis pada keterikatannya pada sejumlah tugas dan tanggung
jawab. Hal inilah yang menyebabkan setiap pengawas dalam melakukan observasi
terikat persyaratan kompetensi yang harus selalu dipegang dalam menjalankan tugasnya.
Ada dua kompetensi mendasar yang berimplikasi luas bagi setiap pengawas dalam
menjalankan tugas observasi.
Pertama, kompetensi substansial.[7]
Yang dimaksud dengan kompetensi substansial observer kelas adalah kompetensi,
peran dan tanggung jawabnya yang sangat erat berkaitan dengan masalah-masalah
mendasar seperti konsistensinya pada moralitas agama, pada nilai-nilai etika
profesional, serta pada kompetensi keilmuan di bidangnya. Implikasi dari
kompetensi ini adalah bahwa observer dituntut bersikap, berpenampilan dan
berprilaku sebagai orang yang benar-benar berkompeten dan memiliki integrasi
yang tidak mengecewakan.
Kedua, kompetensi metodologis. Yang dimaksud dengan
kompetensi metodologis adalah peran dan tanggung jawab seorang observer yang
berkaitan erat dengan masalah-masalah metodologis. Hal ini berarti seseorang
observer dituntut memiliki keterampilan teknis metodologis observasi. Dengan kata
lain secara metodologis, observer terikat oleh sejumlah kompetensi bidang
keterampilan teknis sebagaimana dipersyaratkan harus dimiliki oleh seseorang
observer.
Observer pada hakikatnya adalah seorang pendidik
yang sekaligus seorang supervisor pendidikan dalam arti yang sesungguhnya. Dia
juga sosok yang berwibawa dan mampu menjadi panutan.
F.
Tahap-tahap
Observasi
1.
Pra
Observasi
Pra
observasi merupakan tahap perencanaan observasi. Langkah atau hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan adalah waktu pelaksanaan observasi,
distribusi sasaran observasi, lokasi (kelas) yang hendak diobservasi,
pendekatan dan ragam/jenis observasi yang akan digunakan, serta instrumen
observasi apa yang akan dipakai.
Yang
dimaksud dengan distribusi sasarn observasi adalah pilihan terhadap sasaran
observasi (bisa menyangkut orang maupun jenis dan tingkatan masalah yang
dihadapi) yang selanjutnya dijadikan obyek observasi. Dalam hal ini observer
harus bisa mendistribusikan sasaran apa yang hendak diobservasi. Yang demikian
ini perlu dilakukan karena setiap orang dan lokasi berbeda dalam hal sifat,
pengetahuan, keterampilan dan intensitas permasalahan yang dihadapi.
Jenis
atau ragam observasi sebaiknya direncanakan sejak awal. Pemilihan ragam
observasi apakah ragam undangan, dadakan, misalnya di tahap ini akan
berpengaruh pada faktor lain seperti instrumen. Seringkali seseorang (guru)
sangat berkeinginan berkonsultasi pada orang lain untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapinya. Jika demikian seorang supervisor hendaknya tidak segan-segan
mengundang yang bersangkutan untuk diajak berdialog.
Selain
observasi yang bersifat undangan seorang supervisor hendaknya juga merencanakan
observasi yang dilakukan secara mendadak. Perencanaan dilaksanakan dengan cara
mengidentifikas terlebih dahulu siapa dan masalah apa yang memang harus
diobservasi secara mendadak.
Selain
kedua ragam observasi tersebut juga dikenal jenis observasi lainnya yaitu
obsevasi langsung dan tidak langsung. Apapun jenisnya yang jelas hal ini perlu
direncanakan oleh supervisor.
2.
Pelaksanaan
Observasi
Langkah
penting yang pertama ditempuh observer pada tahap ini adalah penciptaan
pra-kondisi observasi. Langkah ini ditunjukkan dengan penciptaan suasana kerja
yang akrab antara supervisor dengan guru pengenalan latar belakang guru, latar
belakang murid, atau hal-hal serupa lainnya. Langkah ini ditempuh guna
menciptakan situasi yang kondusif bagi pelaksanaan observasi yang efektif dan
efesien sehingga data fakta yang terkumpul mencerminkan keadaan yang
sebenar-benarnya.
Sejak
awal observer selayaknya mempertimbangkan sikap-sikap utama yang harus
ditampakkan nantinya dalam menjalankan tugas-tugas observer. Dalam hal lama waktu
observasi, observer hendaknya juga merencanakan rentang lama waktu yang ia
butuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas observasi. Tidak berlebihan jika dalam
hal ini observer dituntut untuk memenej waktu sehingga obsevasi yang
dilakukannya benar-benar efektif dan efesien.
3.
Pasca
Observasi
Langkah
penting pada tahap ini adalah mengolah semua data dan fakta yang telah
terkumpul melalui instrumen, sehingga siap disajikan untuk dianalisis atau
didokumentasikan. Dengan kata lain, kegiatan pengolahan data fakta sampai siap
disajikan, dianalisis, dan akhirnya menjadi bahan penting pengambilan kebijakan
yang merupakan langkah penting dari keseluruhan kegiatan observasi.
G.
Instrumen
Observasi
Instrumen merupakan alat atau media observasi yang
berfungsi sebagai alat pencatat atau perekam dan bisa pula berfungsi sebagai
alat pengukur. Sebagai alat pencatat dan perekam, instrumen dipakai untuk
mencatat atau merekam situasi kelas. Dalam hala ini observer mencatat atau
menuliskan data yang diperolehnya dari lokasi, seperti bagaimana guru membuka,
memulai sampai menutup pelajaran, bagaimana ia memotivasi siswa, menggunakan
prinsp-prinsip psikologi untuk memecahkan kesulitan belajar, atau mencatat
sejumlah sarana kelas yang ada dan yang tidak ada, dan sebagainya.
1.
Kriteria
Instrumen
a. Valid:
instrumen yang dipilih oleh supervisor hendaknya memiliki tingkat validitas
yang baik.
b. Reliabel:
instrumen yang dipilih hendaknya benar-benar terpercaya, dan oleh karena itu
telah memperoleh kesepakatan setidak-tidaknya oleh dua orang observer yang
berkompeten
c. Obyektif:
instrumen yang dipilih benar-benar dapat menjamin bahwa data yang diperoleh
bersifat obyektif, bebas dari setiap pengaruh pertimbangan dan kelemahan
subyektif observer.
2.
Jenis
Instrumen
a. Check List:
adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan
yang lebih obyektif terhadap situasi belajar dan mengajar di dalam kelas.
Bentuk dari check list tersebut, merupakan suatu daftar yang berisi items-items
yang sudah disediakan lebih dahulu dan si penjawab hanya tinggal mengcheck tiap
items tersebut.[8]
Dua
kategori yang sering digunakan adalah evaluative check list dan activity check
list.
b. Factual Records:
merupakan catatan faktual yang digunakan untuk mengetahui sejumlah fakta
tentang kemajuan aktivitas atau hubungan antara berbagai aspek kegiatan.
Catatan-catatan ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni:
1.
attention
chart
adalah suatu daftar
yang berbentuk gambar tau kode-kode untuk mencatat status murid-murid yang
memberikan perhatiannya terhadap hal mengajarnya guru.
2.
perticipation
chart.
Adalah suatu daftar
yang digunakan untuk mencatat pertisipasi murid di dalam kelas-kelas.
c. Participation
Chart selanjutnya dibagi ke dalam dua bentuk, yakni quantity parcipation chart (mengukur dan
mencatat kuantitas/ jumlah partisipasi murid) dan quality participation chart (mengukur kualitas partisipasi murid).
Contoh
Lembar Check List
No.
|
ASPEK YANG DIOBSERVASI
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
|
Merumuskan tujuan pelayanan secara
operasional
Kegiatan belajar murid
Kreativitas murid dalam memecahkan
masalah
Cara mengorganisasikan kegiatan
belajar mengajar (metode mengajar)
Penggunaan alat-alat pelayanan (media
pelayanan)
Penggunaan test
a.
Subyektif
b.
Obyektif
Pelayanan terhadap murid yang
mengalami kesulitan belajar.
|
|||||
Rata-rata jumlah
|
Keterangan:
A = 81-100% ......... Baik sekali
B = 61-80% ......... Baik
C =41-60% .........
Cukup
D = 21-40% .......... Kurang
E = 0-20% .......... Sangat kurang
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Observasi
kelas sebagai bagian dari keterampilan teknis metodologis supervisi pendidikan
pada akhirnya harus dilihat dan ditempatkan sebagi bagian penting dari program
pengawasan yang disusun oleh seorang supervisor. Dipihak lain, berdasarkan data
yang dihimpun dari lapangan, tidak sedikit pengawas yang belum memiliki
keterampilan mengobservasi kelas, bahkan ada diantaranya yang memiliki persepsi
yang keliru mengenai observasi kelas.
Dari
perspektif inilah muncul keyakinan bahwa berbagai pelatihan supervisi atau
tenaga pengawas masih diperlukan, terutama untuk membekali para pengawas dalam
berbagai keterampilan teknis kepengawasan dan berbagai alternatif pengembangannya,
serta untuk mengikis dan meluruskan kesalahan-kesalahan persepsi. Semua ini
bermuara pada satu titik, yakni meningkatkan kinerja kepengawasan dan mengatrol
proses belajar mengajar menuju tingkat yang lebih berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Depag RI, 2006, Model-model Pelatihan Bagi Pengawas Sekolah,
Jakarta
Sahertian dan Frans Mataheru, 1981, Prinsip
dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Kunandar, 2008, Langkah
Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Rochiati Wiriaatmadja, 2010, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya.
[1] Depag RI, Model-model Pelatihan Bagi Pengawas Sekolah, Jakarta, 2006. Hlm,
188
[2]
Sahertian dan Frans
Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) hlm. 51
[3]
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008)
hlm. 146
[4]
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) hlm. 112
[5] Ibid Kunandar,, hlm. 148
[6] Ibid Kunandar,,, hlm. 149-150
[7] Ibid Depag RI,,, hlm. 191
[8] Ibid Sahertian,,, hlm. 53